Membangun Generasi Ihsan Berkarakter Rabbani Sejak Anak Usia Dini
DOI:
https://doi.org/10.5281/zenodo.7030209Kata Kunci:
Generasi Ihsan, Karakter Rabbani, Anak Usia Dini, Global IslamikaAbstrak
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah banyak mempengaruhi kehidupan sosial, budaya, dan pola pikir peserta didik. Oleh sebab itu penguatan pendidikan karakter penting untuk dimasukkan pada kurikulum pendidikan terutama pada tingkat dasar atau anak usia dini. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun dan masih dalam tahap menjadi anak-anak. Usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk menambahkan pendidikan karakter kepada peserta didik. Sebab, pada usia dini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Karakter sangat erat kaitannya dengan konsep ihsan. Ihsan merupakan pancaran dan buah pendalaman kehidupan beragama dan beriman. Karakter dalam konsep pendidikan Islam mengarahkan peserta didik untuk menjadi insan rabbani, yaitu manusia yang cinta ilmu, suka belajar dan menegakkan amar makruf nahi munkar. Pendidikan dengan karakter rabbani merupakan pendidikan karakter yang menekankan fungsionalisasi sifat-sifat Ketuhanan dalam proses pembelajaran melalui nilai-nilai spiritual, kejujuran, keikhlasan, kasih sayang, toleran, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, komunikatif dan lebih mengutamakan penekanan pada aspek afektif (hati).Oleh karena itu penting bagi pendidikan Islam saat ini untuk menciptakan generasi ihsan yang berkarakter rabbani bagi kemajuan bangsa.
Abstract
Advances in information and communication technology have greatly influenced the social, cultural, and mindset of students. Therefore, strengthening character education is important to be included in the educational curriculum, especially at the elementary or early childhood level. Early childhood is a child who is in the age range of 0-6 years and is still in the stage of being a child. Early age is a very appropriate time to add character education to students. Because, at an early age, children experience extraordinary growth and development. Character is closely related to the concept of ihsan. Ihsan is the radiance and fruit of deepening religious and faith life. Character in the concept of Islamic education directs students to become human beings rabbani, namely humans who love knowledge, love to learn, and enforce the commandments of ma'ruf nahi munkar. Education with rabbinic character is character education that emphasizes the functionalization of divine attributes in the learning process through spiritual values, honesty, sincerity, compassion, tolerance, discipline, hard work, creativity, independence, democracy, communication and prioritizes the aspects of affective (heart). Therefore, it is important for Islamic education today to create a generation of ihsan with rabbinic character for the progress of the nation.
Referensi
Al-Banna, H. (2013). Majmu’atul Rasa’il Hasan Al Banna Jilid 2. Surakarta: Era Adicitra Intermedia.
Amrah, S. (2018). Karakter Rabbani Sebagai Medium Pembentukan Kecerdasan Spiritual dalam Proses Pembelajaran (Sebuah Analisis Empiris pada SDIT Kota Palopo). el-Tarbawi, 11(1), 1–20. https://doi.org/10.20885/tarbawi.vol11.iss1.art1
Amri, S., & Ahmadi, I. (2010). Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
An-Nahlawi, A. (1989). Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam (Usul al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa Asalibuha). Herry Noer Ali (penj.). Bandung : Diponegoro.
Badriyah, L. (2017). Implementasi Landasan Filosofis – Teleologis Pendidikan Islam dalam Membangun Pendidikan Karakter (Telaah Surat Ali Imran Ayat 79). Jurnal Al Maata: LITERASI, VIII(2).
Fadhlillah, M. (2017). Desain Pembelajaran Paud. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Fillah, S. (2007). Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim. Yogyakarta: Pro-U Media.
Ihwanto, M. A., & Sutoyo, A. (2017). Desain Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-nilai Ihsan bagi Siswa MI NU Salafiyah Kudus. 6(1), 10.
Katsir, I. (2015). Tafsir Ibnu Katsir Juz 3. Surakarta: Insan Kamil.
Maragustan. (2014). Pendidikan FIlsafat Islam:Menuju Pembentukan Karakter Menghadapi arus Global. Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta.
Masruroh, S. (2021). Implementasi Nilai Iman,Islam Dan Ihsan Pada Pendidikan Agama Di Perguruan Tinggi Umum. 02(1), 15.
Muhaimin, H. (2006). Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan Cet. 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyatiningsih, E. (2012). Analisis Model-Model Pendidikan Karakter Untuk Usia Anak-Anak, Remaja Dan Dewasa. Yogyakarta: UNY.
Munir, A. (2007). Tafsir Tarbawi: Mengungkap Pesan Al-Qur’an tentang Pendidikan. Ponorogo :STAIN Ponorogo Press.
Muslich, M. (2011). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multi Dimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasrullah. (2021). Implementasi Pendidikan Rabbani dalam Membentuk Karakter dan Kecerdasan Spiritual. IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 4(02), 171–198. https://doi.org/10.37542/iq.v4i02.248
Qardhawi, Y. (2004). Tarbiyah Al-Islamiyah wa Madrasah Hasan al-Banna, diterjemahkan oleh Bustani A.Gani, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna. Jakarta: Bulan Bintang.
Samrin, S. (2019). PendidikanKarakter (Sebuah Pendekatan Nilai). Jurnal Al-Ta’dib, 9(1). https://media.neliti.com/media/publications/235693-pendidikan-karakter-sebuah-pendekatan-ni-71618df5.pdf
Sarbini, M. (2012). Pendidikan Rabbaniyah di Masa Rasulullah dan Aplikasinyan dalam Pendidikan Masa Kini. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1).
Sendari, A. A. (2021). Ihsan adalah Perbuatan Baik, Ketahui Keutamaannya dalam Islam. https://hot.liputan6.com/read/4789289/ihsan-adalah-perbuatan-baik-ketahui-keutamaannya-dalam-islam
Shafwan, M. H. (2019). Pembentukan Karakter Rabbani di Pesantren Al-Islam Lamongan. Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 10.
Sholichah, A. S. (2018). TEORI-TEORI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN. Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam, 7(01), 23. https://doi.org/10.30868/ei.v7i01.209
Sihab, M. Q. (2002). Tafsir al Misbah Pesan Kesandan keserasian Al Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.
Yusanto, M. I., & Jati, M. S. P. (2004). Membangun Kepribadian Muslim. Jakarta: Khairul Bayan.