INDUSTRIALISASI KESENIAN JARANAN SEBAGAI PRODUK KEARIFAN LOKAL INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.5281/zenodo.13971668Kata Kunci:
Industrialisasi, Jaranan, Kesenian, Sosial MediaAbstrak
Kesenian saat ini tampak semakin memudar dan terpinggirkan. Meskipun kesenian sering diadakan, tanpa adanya banyak kesempatan atau dukungan, serta semangat dari kelompok kesenian ini, maka lambat laun akan memudar. Fenomena ini terjadi pada berbagai jenis kesenian di seluruh Indonesia. Hingga kini, kesenian dianggap mampu menyesuaikan perkembangan zaman. Menghadapi kenyataan tersebut, kesenian harus banyak berbenah agar tidak terjebak dan tunduk pada arus globalisasi. Di era teknologi informasi, seniman jaranan menghadapi tantangan dan peluang dalam hal regenerasi, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan teknologi karena ekspektasi masyarakat yang semakin modern. Penelitian ini merupakan suatu Upaya untuk meningkatkan preferensi Masyarakat terhadap kesenian jaranan melalui sosial media, khususnya kesenian jaranan di Desa Kedamean Gresik. Melalui penelitian ini yang bertujuan tidak hanya mengembangkan minat para tim kesenian saja, tetapi juga untuk menyadarkan Masyarakat terhadap pentingnya melestarikan dan menghargai kesenian jaranan sebagai bagian dari identitas budaya lokal Indonesia. Metode yang digunakan peneliti ialah metode deskriptif kualitatif dengan menguraikan dan menggambarkan aspek yang diteliti. Data yang dikumpulkan dapat berupa naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumentasi pribadi, catatan atau memo. Hasil dan pembahasan yang didapat untuk meningkatkan preferensi Masyarakat terhadap kesenian jaranan melalui sosial media serta menyadarkan Masyarakat terhadap pentingnya melestarikan dan menghargai kesenian jaranan sebagai bagian dari identitas budaya lokal Indonesia. Kesimpulan dan saran dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media sosial sebagai bentuk kreasi dan ekspresi meskipun pada penelitian ini masih perlu dikembangkan serta ditingkatkan lagi dan diharapkan untuk kedepannya mampu dan ditingkatkan lagi dalam mengembangkan kesenian jaranan yang ada di desa Kedamean Gresik.
Referensi
Agustina, S., Syahri, M., & Lutfiana, R. F. (2023). Internalisasi Nilai - nilai Karakter Kearifan Lokal Tradisi Petik Laut 1 Suro Pantai Sipelot. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 8(2), 214– 224. https://doi.org/10.21067/jmk.v8i2.9074
Aminuddin Kasdi. (2001). Memahami Sejarah, Surabaya: Unesa Press.
Amrullah Zainuddin. (2020). Kontribusi Kesenian Jaranan Turonggo Yakso Sebagai Sumber Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (Suatu Kajian Etnografi). 01–06.
Azizah & Nisa. (2024). Memperkuat Kearifan Lokal: Pelatihan Tari Jaranan Pada Anak di RA Perwanida, Wironanggan, Gatak, Sukoharjo. Pengabdian Kepada Masyarakat76, 1(1), 01– 08.
Cahyani. (2024). Aktualisasi Nilai - Nilai Pancasila Dalam Tradisi Jaranan “Turonggo Cahyo Budoyo” Kabupaten Blitar. 7(1), 01–13.
Edy Sedyawati, 2006, Budaya Indonesia, Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, halaman 382. 3 Ajip Rosidi, 2011, Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Sunda, Bandung: Kiblat Buku Utama, halaman 29.
Faiz Hendriani. (2024). Optimalisasi Penerapan Seni Tari Turonggoyaakso Di SDN 2 Ngentrong Sebagai Upaya Pelestarian Budaya. 3(2), 143–149.
Farida Nugrahani. (2012). Rektualisasi Tembang Dolanan Jawa Dalam Rangka Pembentukan Karakter Bangsa (Kajian Semiotik). 24(1), 58–68.
Febri Hendra, D., & Pernando, Y. (2020). Boom Tari Tradisi Menjadi Kearifan Lokal Komunitas Seni Turonggo Yakso Kridho Budhoyo
Kota Batam. Jurnal Pendidikan Dan Kajian Seni), 5(2).
Hidayat, W. (2024). Internalisasi Nilai Pancasila Dalam Kesenian Jaranan Turonggo Rejo Budoyo Desa Wonorejo dengan Pendekatan Etnografi. Rhizome: Jurnal Kajian Ilmu Humaniora, 4(2), 43–51. https://doi.org/10.56393/rhizome.v4i2.2395
Hidayati. (2018). Kontestasi Politik Budaya Antara Wengker Dan Kediri; Fragmentasi Genealogi Kesenian Jaranan.
Hurip Danu Ismadi. (2014). Pedidikan Karakter dalam Persepektif Kebudayaan, Jakarta: PT Gading Inti Prima.
Irianto, Agus Maladi. (2009). ”Media dan Multikulturalisme” dalam Multikulturalisme Yogyakarta dan Identitas Keindonesiaan, (Editor: Sri Rahayu Budiarti dan Muslimin A.R. Effendy). Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.Hal. 31-64.
Iman, Nurul (et.al). 2016. Strategi Pelestarian Dan Pengembangan Reyog Ponorogo (Perspektif Praktisi Dan Pemerhati Budaya Ponorogo). Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian 2016: Bidang Agama Islam, Budaya, Ekonomi, Sosial Humaniora, Teknologi, Kesehatan, Dan Pendidikan. Ponorog: Unmuh Press
Kuswarsantyo. (2013). ”Seni Tradisional: Bentuk, Fungsi, dan Perkembangannya (19862013)”. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni, UNY
KKN-PPM 2017 Pelstarian Seni bantenganUniversitas Bhayangkara Surabaya
Nugraha, A. P., & Salim, M. N. (2024). Identitas Garap Musik Jombangan Pada Kesenian Jaranan Dor Di Kabupaten Kediri. Keteg: Jurnal Pengetahuan,
Pemikiran Dan Kajian Tentang Bunyi, 23(2), 135–148. https://doi.org/10.33153/keteg.v23i2.5640
Prasetyo, W., & Sri. (2019). Pengembangan Buku Tour Guide Berbasis Kearifan Lokal Untuk Mata Kuliah English For Hotel And Tourism Di STKIP PGRI Trenggalek. www.detik.com
Prodi, M., & Komunikasi, I. (2017). Membangun Sistem Komunikasi Indonesia Yang Kolektif Lewat Media Tradisional. In The Journal of Society & Media (Vol. 1, Issue 2). http://www.cnnindonesia.com/nasional/2016
Rahayu, E. T., & Asrori, M. A. R. (2022). Pelestarian Kesenian Jaranan Jawa Sebagai Bentuk Kearifan Lokal Untuk Membangun Nasionalisme Pemuda Di Dusun Mundu Desa Bungur Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung Tahun 2019. Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, Dan Pengajaran, 6(1), 14–23. https://doi.org/10.29407/jbsp.v6i1.13455
Setiawan & Hasan. (2013). Promosi Seni Budaya dan Kearifan Lokal Wilayah Kabupaten Jember Melalui Televisi Lokal The Promotion Of Arts And Local Wisdoms Of The Jember Regency Trough Local Teleisvions.
Wahyuni Laksana. (2021). Kesenian Jaranan Tri Turonggono Budoyo Rukun Santosa Desa Ringinrejo Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri Tahun 1994-2019. 11(1), 01–18.
Widodo, A. (2020). Nilai Budaya Ritual Perang Topat Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar. Gulawentah:Jurnal Studi Sosial, 5(1), 1–
https://doi.org/10.25273/gulawentah.v5i1.6359
Widodo, A., Tahir, M., Maulyda, M. A., Sutisna, D., Sobri, M., Syazali, M., & Radiusman, R. (2020). Upaya Pelestarian Permainan Tradisional melalui Kegiatan Kemah Bakti Masyarakat. ETHOS: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 8(2), 257– 264. https://doi.org/10.29313/ethos.v8i2.5810
Nugraheni, Marina Catur. (2014). “Analisis Sosiologi Budaya dalam Kesenian Tradisional Tradisional Tri Tunggal Muda Budaya, Dusun Gejiwan, Desa Krinjing, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang”. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Muhammadiyah Purworejo. 4(5),71-75
Paul, Ray J., (2010), What an Information System Is, and Why Is it Important to Know This, Journal of Computing and Information Technology, Vol 2, No.18, Uxbridge –Brunel University, United Kingdom, pp. 95-99
Suneki, S. (2012). Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah. Jurnal Ilmiah CIVIS, II(1), 307–321.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Kategori
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Arsy Azzahra, Aisyah Devi, Ilma Afit, Mohammad Shodiq
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.